Minggu, 23 Desember 2012

ECO GREEN PARK - BATU

Minggu, 16 Desember 2012 kemarin,  saya dapat kesempatan berkunjung ke tempat wisata yang baru saja rilis di Kota Wisata Batu, bernama Eco Green Park. Sesuai namanya, tempat wisata satu ini seperti berusaha menyajikan keunggulan-keunggulan alam sembari mengajak para pengunjungnya mencintai alam dan fauna lewat berbagai slogan yang banyak tersebar di kompleks.
Berlokasi di desa Oro-oro Ombo Batu, dalam 1 lokasi dengan  Jawa Timur Park 2 alias Secret Zoo dan Museum Satwa. Untuk tiket masuknya, kita cukup membayar Rp.30.000 (Senin-Kamis) dan Rp.40.000 (Jumat-Minggu).

Pertama masuk, sudah disuguhi dengan lingkungan yang bersih dan rapi. Terdapat beberapa patung yang terbuat dari berbagai bahan daur ulang, misal gajah dari kumpulan televisi, domba-domba dari potongan kayu, jerapah, dll nya. Rute pertama, pengunjung akan melewati Insectarium, berupa bangunan terbuat dari sejenis bambu, di dalamnya terdapat berbagai macam insect alias serangga berbagai jenis, baik yang masih hidup atau sudah diawetkan.  Rute berikutnya, beberapa kandang bagi burung-burung besar semacam burung unta, dengan jalan dari papan kayu dilindungi teduhnya pepohonan. Adem...:)
Next, Plaza Music. Di wahana ini kita bisa bermain tembak-tembakan dengan senjata air sekaligus belajar bagaimana air bisa menjadi tenaga alam. Cukup menarik. (Sayangnya, ketika saya beserta keluarga ke sana, listrik sedang padam, jadi cuman bisa lihat-lihat deh -_-).
Selanjutnya, Eco Green Park menghadirkan Jungle Adventure yang mengajak pengunjung berpetualang di area hutan dengan mengendarai mobil listrik dan di setiap mobilnya pengujung diberikan pistol mainan untuk merobohkan para pemburu dan penebang pohon liar.
Rute berikut, Parrot Kingdom. Sesuai namanya, kita bakal menemui berjenis-jenis kakatua dari berbagai belahan dunia. Selain itu, juga ada burung kakatua dan elang yang bisa diajak foto bareng. Di lokasi ini wisatawan juga bisa berinteraksi dengan burung-burung lainnya dengan cara memberikan makan yang sudah disediakan oleh petugas.
Rute berikutnya, (tidak begitu ingat urutan-urutannya dengan tepat) adalah Hydroponic, Duck Kingdom, Rumah Terbalik yang memberikan nuansa terbalik di setiap ruangan yang dilewati, Water Track, Pasar Burung, Rumah Merah Putih, Food Court yang bersih nan nyaman dilengkapi dengan terapi ikan Garra gratis, Dome Multimedia yang menyajikan film 3D karya anak negeri, Anoman berperang melawan raksasa merah,  dan miniatur candi-candi Indonesia. Tidak terasa, sudah 3 jam menjelajah kompleks wisata ini.  Pengalaman baru yang patut dicoba, apalagi untuk anak-anak. Melihat dan mengenal bermacam flora fauna sambil belajar mencintai alam. Tertarik?

Rabu, 19 Desember 2012

Welcoming the New Year

Sore ini, jalanan menuju selatan wilayah Malang terlihat lebih ramai dari biasanya. Suatu hal yang lumrah, mengingat daerah Malang Selatan yang notabene merupakan wilayah pantai, merupakan salah satu tujuan favorit masyarakat untuk menghabiskan akhir tahun. Bisa dipastikan, besok, liburan tahun baru, pantai-pantai Selatan akan sesak dengan pengunjung. Ada pertunjukan grup musik dangdut Sonata di Pantai Bajul Mati pula. Hmmm...merakyat sekali :)

Di kota Malang dan Batu pun tak jauh berbeda, dimana sudah tersiapkan berbagai acara termasuk pawai dan pesta kembang api. Yah...menyambut tahun baru 2013.

Pagi-pagi, sudah dapat pesan Whatsapp Messenger dari mbak yang di Jombang. "Selamat menyambut tahun baru 2013..moga segala impian dan cita-cita yang belum tercapai di tahun ini bisa terwujud tahun depan. Moga segalanya lebih indah..Meski munkin ada luka dan kecewa, harus tetap yakin ada banyak hal-hal indah yang pantas untuk disyukuri. Semangat dan ceria menyambut harapan baru..."

Sejenak termangu, lalu teringat bahwa memang ada hal-hal yang belum terselesaikan di tahun ini. Harapan yang belum terwujud, dan yang masih harus diperbaiki. Sambil lalu berpikir, resolusi apa di tahun 2013 ini ya. Asal, menjawab pokoknya ingin menjadi orang yang lebih baik (lebih hemat pula!). Ingin mulai mempersiapkan masa depan. Tidak ingin seperti tahun kemarin yang banyak pertengkaran, kekesalan, kesedihan. Sekarang ingin menikmati kebahagiaan yang telah diberikan dan menjadikannya lebih bahagia. Ketenangan, itu yang utama. Semangat!


Frankly, there's no change in my prior resolution. I mean, one most important thing in my life, (or may I call it) the final destination, still exactly the same. May Allah SWT blesses us all. Guide and love all the people love me... Spread the love all over "the world". Be pure.

Pantai Goa Cina – Sumbermanjing Wetan


Sebagai anak kelahiran asli kecamatan Sumbermanjing Wetan, saya akan mencoba mengenalkan sedikit demi sedikit tentang wisata-wisata pantai Selatan yang ada di wilayah kampung halaman saya. Di harian Radar Malang Jawa Pos Group, pesona pantai-pantai Selatan ini pernah dimuat secara bersambung. Tentu saja banyak hal menarik yang bisa ditemukan sepanjang Jalur Lintas Selatan ((JLS) ini.
Coba lihat dulu pantai satu ini:




















Pic 1.  Pantai Goa Cina, dilihat dari sisi depan pintu utama


Sepertinya menarik, alami dan bersih, bukan?

Naaah, mari kita mulai dengan pantai tersebut, yang baru saja saya kunjungi bersama teman dan keluarga, bernama Pantai Goa Cina. Wow...namanya saja menarik. Berdasarkan cerita masyarakat kampung pantai sana, dinamakan Goa Cina karena pantai ini memiliki sebuah goa di salah satu bukit tebingnya. Seorang lelaki keturunan Cina pernah bertapa di goa tersebut hingga ia meninggal. Sepintas, tak ada yang spesial dengan goa ini, tak ada stalagtit atau stalagmit di sana. Kedalamannya juga dangkal. Tetapi, begitu masuk, seperti memang terasa ada suasana magis dan lembab, apalagi masih terlihat sisa-sisa seperti sesembahan tergeletak di sudut goa. Mari lihat penampakan si goa Cina ini:





















Pic 2. Tampilan tebing menuju goa (2 teman saya sedang nampang di pintu goa -_-)























Pic 3. Penampakan dalam goa (ada sapunya??!)




Pantai Goa Cina ini masih sangat bersih, sejuk dan asri. Maklum, baru saja dibuka untuk umum sekitar 2 tahunan lalu. Akses menuju pantai ini tidak begitu sulit. Dari kota Malang misalnya, membutuhkan sekitar 2 jam untuk sampai di sana. Cukup mengikuti jalan provinsi menuju selatan, alias jalur Pantai Sendang Biru.
Dari jalur provinsi menuju pantai Sendang Biru, ada jalan baru yang disebut Jalur Lintas Selatan alias JLS. Aspal mulusss...meski lumayan naik turun. Dari jalan utama, menuju ke lokasi pantai harus melalui jalan berbatu sekitar 500 meter. Lumayan membuat harus berhati-hati sih... tapi “perjuangan” sebentar itu serasa terbayar dengan puas ketika melihat keindahan pantai satu ini.




















Pic 4. View sisi kiri pantai (full batu alami)





















Pic 5. Pantai di sisi kanan, di balik bukit goa (teman-teman sedang asyik berjemur  ^_^ usai berenang)


Yupp...di balik bukit goa, tepatnya di sisi kanan pantai, terdapat hamparan pantai luas berpasir bersih dengan ombak yang tak begitu tinggi. Sangat pas untuk berenang, kemudian bermain dengan pasir. Bisa juga jika hanya ingin meyusuri pantai ini menuju tebing berikutnya, tempat favorit para pemancing. Dihiasi beberapa bukit yang menjorok ke laut. Pemandangan yang mengesankan.

Oh ya...hampir lupa. Tiket masuk menuju pantai Goa Cina ini cuma Rp. 3.000,- saja. Tiket parkir sekitar Rp. 2.000,-

Kalau ingin bersantai sambil menikmati makanan, di pinggir pantai juga terdapat beberapa warung dengan harga yang wajar, suasana tenang dan sejuk.





Menikmati es degan utuh sambil bernaung di bawah akar pohon2 pantai, adalah kegiatan yang pastinya sangat menyenangkan. Jadi, tunggu apa lagi, mari menyapa pantai Goa Cina di kecamatan Sumbermanjing wetan ini. See yaa..!

*All the pictures belong to the writer. Taken on April 12th, 2012.

Senin, 17 Desember 2012

Siapa yang Menginginkan Uang Ini?


Cassan Said Amer menceritakan kisah tentang seorang dosen yang memulai sebuah seminarnya dengan mengangkat uang senilai 20 dolar dan bertanya: “Siapakah yang menginginkan uang ini?”
Beberapa peserta mengacungkan tangan mereka. Tetapi sang dosen berkata:”Sebelum memberikannya, aku akan melakukan sesuatu lebih dulu”
Ia melumat-lumat uang tersebut sampai menjadi berbentuk bulat dan bertanya:”Siapa yang masih menginginkan uang ini?”
Mereka mengacungkan tangan lagi.
“Dan bagaimana jika aku melakukan ini padanya?”
Sang dosen melempar uang tersebut ke dinding, menjatuhkannya ke lantai, mencercanya, menginjak-injaknya, dan kemudian sekali lagi menunjukkan uang 20 dolar yang sudah lusuh dan kotor itu. Ia mengulangi pertanyaannya, dan orang-orang itu masih mengacungkan tangan mereka.
“Ingatlah pelajaran ini”, ujar sang dosen. “Apapun yang kulakukan pada uang ini, ia tetaplah uang senilai 20 dolar. Sering dalam hidup, kita dijatuhkan, diinjak-injak, diperlakukan buruk, dihina. Tetapi, terlepas dari semua itu, kita masih bernilai sama…

[So, jadilah orang yang tahan uji dalam menerima berbagai ujian hidup, termasuk perlakuan tak menyenangkan dari orang lain. Karna apapun yang terjadi pada kita, kita masihlah kita, dengan nilai2 indah dan kelebihan sebagai KITA.
Tetaplah semangat! Percaya pada diri, terus menggali kelebihan dan berusaha mengatasi kekurangan d^___^].


Taken from: Who Would Like This Twenty-Dollar Bill?
Like the Flowing River, written by Paulo Coelho
Translated by MissNani Tiyu
04-05-2011

*image courtessy of google image

Doa Seorang Kekasih

Sebelum mata terpejam malam ini
Kulantun sebait doa
Ya Rabbi...
Lindungilah ia yang kukasihi dari segala bahaya
Gantikanlah keresahannya menjadi bahagia
Hingga fajar menjelang
Esok dan seterusnya

SM, 15 Desember 2012